Friday, March 25, 2011

Kebenaran

Suriah - Seorang raja pernah menitahkan agar barang siapa bedusta harus membayar denda lima dinar. Penyeru berkeliling kota mengumumkan perintah itu, dan orang-orang mulai saling menghindar satu sama lain, karena khawatir mereka akan mengucapkan sesuatu yang tidak benar. Sementara itu, raja bersama wazirnya menyamar dan berkeliaran di pasar-pasar untuk melihat pengaruh dari perintah yang diberikannya.

Mereka berhenti di depan toko milik seorang pedagang kaya-meskipun sesungguhnya tidak ada yang lebih kaya dibanding Allah! Pedagang itu mengundang mereka masuk dan menyuguhkan kopi, dan mereka melewatkan waktu dengan senang hati sambil bercakap-cakap.

"Berapa umurmu?" tanya mereka.

"Dua puluh," kata pedagang.

"Berapa kekayaanmu?"

"Tujuh puluh ribu."

"Berapa banyak anak yang kamu miliki?" "Satu, demi kemuliaan Allah."

Ketika raja dan wazir kembali ke istana, mereka memeriksa catatan dan memanggil pedagang itu.

"Berapa umurmu kamu bilang?"

"Dua puluh."

"Kamu didenda lima dinar. Dan berapa kekayaanmu?"

"Tujuh puluh ribu."

"Denda lima dinar lagi. Dan berapa banyak anak lelaki yang kamu miliki?"

"Satu, demi Allah."

"Bayar lima dinar lagi."

"Buktikan kasusmu terhadapku terlebih dahulu," kata pedagang.

"Kamu sudah tua, enam puluh lima tahun, menurut buku catatan, tapi kamu mengaku umurmu baru dua puluh!"

"Tahun-tahun yang kunikmati yang didalamnya aku merasakan kebahagiaan hanya dua puluh, selebihnya aku tidak tahu apa-apa."

"Lalu bagaimana dengan kekayaanmu yang melimpah, begitu banyaknya sehingga tidak dapat dihitung atau dikalkulasi, sedangkan kamu mengaku hanya punya tujuh puluh ribu.

"Dengan tujuh puluh ribu itu aku membangun sebuah masjid. Itulah kekayaanku, uang yang kuserahkan kepada Allah dan sesama manusia."

"Nah,apakah kamu menyangkal bahwa kamu punya enam anak lelaki?" mereka bertanya, dan menyebutkan namanya satu per satu.

Tidak, karena yang lima itu menjadi pemabuk dan pezina. Hanya seorang, semoga Allah mengasihinya, yang tegar dan baik."

"Tepat sekali yang kamu katakan itu, wahai orang yang jujur," raja mengaku. "Tidak ada waktu yang patut diingat kecuali yang kita lalui dalam kebahagiaan ; tidak ada kekayaan yang berharga kecuali yang dibelanjakan di jalan Allah dan sesama manusia ; dan tidak ada anak yang pantas disebutkan namanya kecuali jika dia saleh dan baik.

0 komentar:

Post a Comment

Artikel Terakhir